Pendahuluan
Dunia pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025. Regulasi ini, yang mulai berlaku sejak 15 Juli 2025, membawa perubahan signifikan dalam pendekatan pembelajaran tanpa mengganti kurikulum yang sudah ada. Bagi para guru, orang tua, dan pemangku kepentingan pendidikan, memahami inti kebijakan ini menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan abad ke-21.
Apa Itu Permendikdasmen 13/2025?
Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 merupakan perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa regulasi ini bukan tentang kurikulum baru, melainkan penguatan arah kebijakan melalui pendekatan pembelajaran yang lebih integratif dan mendalam.
Satuan pendidikan tetap dapat menggunakan Kurikulum 2013 (K-13) atau Kurikulum Merdeka. Peraturan ini hadir sebagai penyegaran metode pembelajaran yang menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, perkembangan global, serta keragaman sosial dan budaya Indonesia.
Tujuan Utama Permendikdasmen 13/2025
Berdasarkan kerangka dasar yang tercantum dalam peraturan ini, kurikulum bertujuan untuk:
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Mengembangkan kewargaan dan penalaran kritis
- Menumbuhkan kreativitas, kolaborasi, dan kemandirian
- Memperkuat kesehatan dan komunikasi
- Menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila
Tujuan-tujuan ini diwujudkan melalui pembelajaran mendalam (deep learning) yang menjadi strategi utama dalam peningkatan kualitas belajar mengajar.
Poin-Poin Perubahan Kunci
1. Penerapan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Pembelajaran mendalam menjadi pondasi utama dalam Permendikdasmen 13/2025. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk tidak sekadar menghafal materi, melainkan memahami secara utuh serta menghubungkan antar konsep dengan menerapkannya dalam konteks yang berbeda.
Prinsip pembelajaran mendalam meliputi:
- Berkesadaran (Mindful): Peserta didik memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar aktif, memahami tujuan pembelajaran, dan termotivasi secara intrinsik
- Bermakna (Meaningful): Pembelajaran memberi makna dan manfaat mendalam, dapat diterapkan dalam kehidupan nyata
- Menggembirakan (Joyful): Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, membuat peserta didik merasa dihargai atas pemahaman yang mereka raih
2. Penambahan Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI)
Salah satu terobosan paling signifikan adalah masuknya mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial. Implementasi dilakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2025/2026:
| Jenjang | Kelas Awal Penerapan |
|---|---|
| SD/MI | Kelas 5 |
| SMP/MTs | Kelas 7 |
| SMA/SMK/MA | Kelas 10 |
| SMPLB/MTsLB | Kelas 7 |
| SMALB/MALB | Kelas 10 |
Mata pelajaran ini bertujuan membekali peserta didik dengan keterampilan masa depan seperti berpikir logis, pemecahan masalah, dan pemahaman etika digital.
3. Perubahan Profil Pelajar Pancasila Menjadi Profil Lulusan
Istilah “Profil Pelajar Pancasila” diubah menjadi “Profil Lulusan” dengan 8 dimensi:
- Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Kewargaan
- Penalaran kritis
- Kreativitas
- Kolaborasi
- Kemandirian
- Kesehatan
- Komunikasi
4. Penyederhanaan Kegiatan Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler kini dapat berbentuk:
- Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu
- Integrasi gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
- Penguatan intrakurikuler lainnya
Alokasi waktu kokurikuler disederhanakan agar sekolah dapat menjalankan kegiatan lebih efisien tanpa mengurangi kualitas pembelajaran.
5. Ekstrakurikuler Kepramukaan/Kepanduan Wajib
Setiap satuan pendidikan wajib menyediakan minimal satu kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan atau kepanduan lainnya untuk memperkuat pendidikan karakter, kepemimpinan, dan kerja sama.
Empat Kerangka Pembelajaran Mendalam
Guru dapat merancang pembelajaran mendalam melalui empat kerangka utama:
1. Praktik Pedagogis
Strategi mengajar yang berfokus pada pengalaman belajar autentik, mengutamakan praktik nyata, dan mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi serta kolaborasi antar peserta didik.
2. Kemitraan Pembelajaran
Membangun hubungan dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Kontrol pembelajaran berubah dari guru tunggal menjadi kolaborasi bersama seluruh ekosistem pendidikan.
3. Lingkungan Pembelajaran
Mengintegrasikan ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar yang fleksibel. Ruang belajar dirancang untuk mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide.
4. Pemanfaatan Teknologi Digital
Teknologi berperan sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar digital yang bermakna bagi peserta didik.
Strategi Implementasi untuk Sekolah dan Guru
Bagi Sekolah
- Pahami regulasi secara menyeluruh
- Pelajari Permendikdasmen 13/2025 beserta regulasi terkait seperti Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Siapkan infrastruktur untuk Koding dan AI
- Evaluasi kesiapan sarana prasarana teknologi
- Koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk pendampingan
- Kembangkan program kokurikuler yang integratif
- Rancang pembelajaran berbasis proyek lintas mata pelajaran
- Integrasikan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
- Perkuat ekstrakurikuler kepramukaan/kepanduan
- Pastikan tersedia minimal satu kegiatan kepanduan
- Fokus pada pembentukan karakter kepemimpinan dan gotong royong
Bagi Guru
- Transformasi metode mengajar
- Beralih dari metode ceramah ke pembelajaran interaktif
- Terapkan problem-based learning dan inquiry-based learning
- Ikuti pelatihan dan pengembangan kompetensi
- Manfaatkan program pendampingan dari Kemendikdasmen di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi
- Aktif dalam komunitas belajar guru
- Rancang asesmen autentik
- Gunakan beragam metode seperti portofolio, proyek, dan presentasi
- Fokus pada proses berpikir, bukan hanya hasil akhir
- Bangun kemitraan dengan ekosistem sekolah
- Libatkan orang tua dalam proses pembelajaran
- Kolaborasi dengan komunitas dan mitra profesional
Bagi Orang Tua
- Pahami perubahan pendekatan pembelajaran
- Dukung anak dalam proses belajar yang lebih mandiri dan reflektif
- Berpartisipasi dalam kemitraan pembelajaran
- Komunikasi aktif dengan guru tentang perkembangan anak
- Dukung kegiatan proyek yang melibatkan konteks kehidupan nyata
- Fasilitasi literasi digital
- Dampingi anak dalam memahami teknologi secara etis dan bertanggung jawab
Tantangan dan Solusi
Tantangan
- Ketimpangan kesiapan infrastruktur: Sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) memiliki keterbatasan akses teknologi
- Kesiapan guru: Banyak guru masih terbiasa dengan pendekatan tradisional
- Ketersediaan bahan ajar: Diperlukan modul dan materi untuk Koding dan AI
Solusi
- Fleksibilitas penerapan: Sekolah di daerah 3T diberi waktu hingga tahun ajaran 2026/2027 untuk beralih ke Kurikulum Merdeka
- Pendampingan intensif: Pemerintah menyediakan program pendampingan di seluruh kabupaten/kota
- Kolaborasi lintas kementerian: Kerja sama dengan Kemkomdigi untuk penyusunan kurikulum teknologi yang relevan
Dampak bagi Dunia Pendidikan
Permendikdasmen 13/2025 diharapkan membawa dampak positif berupa:
- Lulusan yang lebih kompeten: Peserta didik memiliki pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan
- Kesiapan menghadapi era digital: Penguasaan koding dan AI menjadi bekal menghadapi revolusi industri 4.0
- Pendidikan yang lebih bermakna: Pembelajaran terhubung dengan konteks kehidupan nyata
- Karakter yang kuat: Penguatan nilai-nilai Pancasila melalui 8 dimensi profil lulusan
Kesimpulan
Permendikdasmen 13/2025 menandai transformasi penting dalam pendidikan Indonesia. Meski bukan kurikulum baru, peraturan ini membawa perubahan substansial dalam pendekatan pembelajaran—dari yang berfokus pada kuantitas menuju kualitas pemahaman yang mendalam.
Keberhasilan implementasi sangat bergantung pada kolaborasi seluruh ekosistem pendidikan: pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan persiapan yang matang dan komitmen bersama, Permendikdasmen 13/2025 dapat menjadi fondasi untuk mencetak generasi Indonesia yang kritis, kreatif, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.