Daftar Isi
Diva Pendidikan – Landasan filosofis Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di madrasah berakar pada integrasi Pancasila sebagai fondasi nasional dengan nilai agama Islam, menciptakan pendidikan holistik yang menekankan kasih sayang untuk pembentukan karakter anak. Berdasarkan KMA 1503 Tahun 2025, landasan ini menggabungkan antropologi Islam dan psikologi positif untuk mendukung pembelajaran mendalam, membantu guru dan orang tua menerapkan nilai-nilai ini secara praktis di kelas maupun rumah. Artikel ini akan membahas landasan filosofis utama, integrasi Pancasila dan nilai agama, serta aplikasi nyata dalam pendidikan nasional Indonesia.
Apa Landasan Filosofis Utama Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah?
Landasan filosofis KBC dirancang untuk menjawab tantangan pendidikan kontemporer di Indonesia, di mana nilai kasih sayang menjadi pusat transformasi karakter siswa, selaras dengan regulasi nasional seperti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama.
Fondasi Antropologi Islam dan Psikologi Positif
Secara filosofis, KBC berpijak pada antropologi Islam yang melihat manusia sebagai makhluk penuh rahmat (rahmatan lil ‘alamin), di mana cinta menjadi esensi kehidupan spiritual dan sosial. Pendekatan ini didukung psikologi positif, seperti teori self-determination yang menekankan motivasi intrinsik melalui hubungan kasih sayang, sebagaimana dibahas dalam analisis konseptual kurikulum cinta yang menyoroti pendekatan humanistik untuk meningkatkan empati siswa. Dalam praktik, guru dapat menerapkan ini melalui diskusi kelompok yang mendorong siswa merefleksikan nilai cinta dalam kehidupan sehari-hari (journal.rumahindonesia.org).
Kerangka 5-5-5 sebagai Struktur Filosofis
Kerangka 5-5-5 (lima tujuan, lima landasan, lima strategi) dari Panduan Kurikulum Berbasis Cinta mengintegrasikan elemen filosofis untuk keseimbangan olah hati, olah pikir, dan olah raga. Landasan ini mencakup ontologi (hakikat pendidikan berbasis cinta), epistemologi (pengetahuan melalui kasih sayang), dan aksiologi (nilai etis), seperti yang diuraikan dalam pemahaman konsep KBC dari perspektif filsafat. Bagi orang tua, ini berarti mendukung anak dengan aktivitas rumah seperti cerita teladan Rasulullah untuk memperkuat landasan spiritual (journal.universitaspahlawan.ac.id).
Bagaimana Pancasila Terintegrasi sebagai Landasan Nasional dalam KBC?
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi landasan utama KBC, memastikan kurikulum madrasah selaras dengan nilai kebangsaan, di mana setiap sila dihubungkan dengan Panca Cinta untuk membangun harmoni sosial.
Hubungan Pancasila dengan Panca Cinta
Pancasila terintegrasi melalui pemetaan sila-sila dengan nilai cinta: misalnya, sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) selaras dengan cinta Allah, sementara sila kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) mendukung cinta diri dan sesama. Penelitian menunjukkan bahwa integrasi ini memperkuat pendidikan karakter berbasis kasih sayang di madrasah, meningkatkan toleransi antaragama. Dalam konteks nasional, ini membantu guru merancang proyek kokurikuler seperti kegiatan lintas budaya untuk menerapkan nilai persatuan (mukhliszr.mj-vers.com).
Implikasi Praktis untuk Pendidikan Inklusif
Integrasi Pancasila mempromosikan pendidikan inklusif, di mana KBC menekankan keadilan sosial untuk siswa dari berbagai latar belakang. Studi tentang penerapan kurikulum cinta sebagai strategi empati menegaskan bahwa landasan ini efektif dalam membangun sikap toleran, dengan peningkatan interaksi positif hingga 25% di sekolah Islam. Orang tua dapat mendukung dengan mendiskusikan nilai Pancasila saat makan malam, menghubungkannya dengan cerita sehari-hari (joecy.org).
Baca juga: Apa Arti Panca Cinta dalam Kurikulum Madrasah? Penjelasan Sederhana untuk Orang Tua
Bagaimana Nilai Agama Islam Terintegrasi dalam Landasan Filosofis KBC?
Nilai agama Islam menjadi inti filosofis KBC, di mana konsep kasih sayang dari Al-Quran dan Hadis diadaptasi untuk pembelajaran modern, mendukung moderasi beragama di madrasah.
Integrasi Nilai Islam dengan Pembelajaran Holistik
Nilai seperti rahmah (kasih sayang) dari Surah Al-Anbiya’ ayat 107 terintegrasi untuk membentuk karakter siswa, di mana cinta Allah menjadi dasar semua aktivitas pendidikan. Riset tentang implementasi KBC di madrasah ibtidaiyah menunjukkan bahwa pendekatan ini meningkatkan motivasi belajar melalui nilai spiritual. Guru dapat menerapkan ini melalui pembelajaran berbasis proyek, seperti studi kasus toleransi dalam sejarah Islam (ojs.staibanisaleh.ac.id).
Sinergi dengan Kebijakan Nasional
Integrasi nilai agama selaras dengan Perpres 58/2023, memastikan KBC mendukung penguatan moderasi beragama tanpa mengabaikan identitas Islam. Analisis konseptual menyoroti bahwa landasan ini menggabungkan humanisme Islam dengan teori kasih sayang untuk pendidikan sejak dini. Bagi orang tua, ini berarti mengajarkan doa harian yang menekankan cinta sesama, memperkuat pembelajaran madrasah di rumah (researchgate.net).
Apa Tantangan dan Solusi Praktis dalam Mengimplementasikan Landasan Ini?
Meski kuat, landasan filosofis KBC menghadapi tantangan seperti adaptasi di daerah pedesaan, di mana integrasi Pancasila dan nilai agama memerlukan pelatihan guru.
Strategi Mengatasi Tantangan
Solusi mencakup sosialisasi melalui workshop, seperti yang direkomendasikan dalam KMA 1503, dengan fokus pada best practice dari riset pendidikan. Integrasi KBC dengan deep learning menawarkan pendekatan holistik untuk mengatasi resistensi budaya. Guru dan orang tua dapat berkolaborasi via grup WhatsApp untuk berbagi contoh aplikasi, memastikan konsistensi (proceedings.uinsa.ac.id).
Kesimpulan
Landasan filosofis Kurikulum Berbasis Cinta mengintegrasikan Pancasila dan nilai agama Islam secara harmonis, menciptakan pendidikan nasional yang holistik dan berbasis kasih sayang, dengan implikasi luas untuk pembentukan generasi toleran di Indonesia. Pendekatan ini tidak hanya teori, tapi solusi praktis yang selaras dengan regulasi dan riset, memastikan madrasah menjadi pusat transformasi karakter.
Mulailah integrasikan landasan ini di madrasah atau rumah Anda—diskusikan dengan guru atau keluarga, dan akses jurnal terkait untuk inspirasi lebih dalam guna mendukung pendidikan anak yang bermakna!
Lihat contoh penerapannya dalam bentuk perangkat ajar DISINI.

