Contents
- Pengantar: Mengapa Intrakurikuler dan Kokurikuler Tidak Boleh Lagi Dipisahkan
- Ringkasan Regulatif: Landasan Hukum Integrasi Intrakurikuler-Kokurikuler
- Implikasi untuk Sekolah dan Madrasah
- Strategi Implementatif Praktis: 5 Langkah Mudah yang Bisa Dimulai Besok
- Contoh Nyata yang Sudah Berjalan di Lapangan
- Tabel Ringkasan Integrasi Intrakurikuler-Kokurikuler
- Kesimpulan: Saatnya Bergerak dari “Terpisah” Menuju “Terhubung”
Pengantar: Mengapa Intrakurikuler dan Kokurikuler Tidak Boleh Lagi Dipisahkan
Selama ini banyak guru merasa “terbelah”: di kelas mengajar mata pelajaran wajib (intrakurikuler), lalu di luar kelas mengurus pramuka, seni, atau olahraga (kokurikuler) seolah-olah keduanya dunia yang berbeda. Akibatnya, murid sering kelelahan, guru kehabisan energi, dan pembelajaran terasa terpotong-potong. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi 2025 serta Panduan Kokurikuler 2025 hadir untuk mengakhiri pemisahan itu. Kini, intrakurikuler dan kokurikuler diintegrasikan menjadi satu alur pembelajaran utuh yang saling menguatkan, sehingga murid tidak lagi “belajar untuk ujian” atau “tapi belajar untuk hidup”.
Integrasi ini bukan tambahan beban, melainkan cara cerdas untuk membuat waktu belajar lebih efisien, lebih menyenangkan, dan lebih mendalam.
Ringkasan Regulatif: Landasan Hukum Integrasi Intrakurikuler-Kokurikuler
Integrasi ini memiliki dasar hukum yang sangat kuat dan saling terkait:
- Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 (Perubahan atas Kurikulum 2024) secara eksplisit menyatakan bahwa struktur kurikulum terdiri atas muatan intrakurikuler dan kokurikuler yang dirancang secara terpadu.
- Panduan Kokurikuler 2025 (BSKAP) menegaskan bahwa kegiatan kokurikuler adalah wahana diferensiasi, personalisasi, dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
- Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi 2025 memerintahkan asesmen dilakukan secara holistik: nilai intrakurikuler dan kokurikuler digabung menjadi satu rapor kemajuan murid.
- Capaian Pembelajaran (Kepka BSKAP No. 046/H/KR/2025) mencantumkan elemen-elemen kokurikuler (seni budaya, olahraga, kewirausahaan, kepramukaan, dll.) sebagai bagian tak terpisahkan dari CP setiap mata pelajaran.
- Di madrasah, KMA No. 1503 Tahun 2025 dan Panduan Kurikulum Berbasis Cinta (Kepdirjen Pendis No. 6077/2025) mewajibkan proyek kokurikuler berbasis Panca Cinta (cinta Allah, Rasul, ilmu, lingkungan, tanah air) terintegrasi dengan mata pelajaran agama dan umum.
Artinya: tidak ada lagi “mata pelajaran tambahan” atau “ekskul sampingan”. Semua menjadi satu alur pembelajaran.
Implikasi untuk Sekolah dan Madrasah
- Waktu belajar lebih efisien – Satu proyek bisa memenuhi CP IPA, Matematika, Seni Budaya, dan P5 sekaligus.
- Beban guru berkurang – Guru mata pelajaran dan pembina ekskul merancang bersama (tim teaching).
- Rapor lebih manusiawi – Tidak ada lagi nilai “merah” hanya karena murid tidak ikut ekskul; kontribusi kokurikuler menjadi bagian rapor utama.
- Murid lebih bahagia – Mereka belajar melalui minat dan bakatnya, bukan hanya duduk diam di kelas.
- Madrasah semakin khas – Proyek kokurikuler bisa berbasis tahfidz, seni kaligrafi, atau kewirausahaan halal yang terintegrasi dengan fikih dan akidah.
Strategi Implementatif Praktis: 5 Langkah Mudah yang Bisa Dimulai Besok
- Bentuk Tim Integrasi (1 minggu pertama semester)
Undang guru mata pelajaran + pembina ekskul + wali kelas untuk mapping: “Proyek apa yang bisa menjembatani CP IPA dengan Pramuka? CP Matematika dengan Kewirausahaan?” - Pilih Tema Besar Tahunan (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila / P5)
Contoh tema 2025–2026: “Desa Lestari Berbasis Cinta Lingkungan”. Semua mata pelajaran dan ekskul masuk ke tema ini. - Buat Alur Integrasi Sederhana (bisa ditulis di satu lembar kertas A3) Mata Pelajaran Elemen CP Kegiatan Kokurikuler Asesmen Bersama IPA Sistem Ekosistem Pramuka Alam Observasi + produk daur ulang Matematika Statistik Kewirausahaan Analisis data penjualan produk daur ulang Seni Budaya Seni Rupa Karawitan / Kaligrafi Desain kemasan produk Pend. Agama Cinta Lingkungan Tahfidz + Kajian Kitab Refleksi Al-Qur’an tentang alam
- Gunakan Rubrik Holistik Satu Pintu
Panduan Asesmen 2025 menyediakan contoh rubrik yang menggabungkan dimensi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kontribusi kokurikuler dalam satu skor. - Laporkan dalam Rapor Proyek (bukan rapor terpisah)
Contoh narasi rapor:
“Aisyah berhasil merancang produk daur ulang sambil menghafal 2 juz Al-Qur’an tentang alam (tahfidz kokurikuler). Ia menunjukkan Profil Pelajar Pancasila: Beriman, Kreatif, Gotong Royong.”
Contoh Nyata yang Sudah Berjalan di Lapangan
- MI di Yogyakarta (2025)
Tema: “Cinta Tanah Air melalui Batik Ecoprint”
→ IPA: pewarna alami dari daun
→ Matematika: menghitung luas motif → Seni Budaya: teknik ecoprint → Tahfidz: hafalan surah tentang bumi → Hasil: batik ecoprint dijual, hasilnya untuk yatim → semua CP terpenuhi dalam satu proyek. - SMP Negeri di Bandung
Tema: “Smart Farming Berbasis IoT”
→ IPA & Teknologi: sensor tanah → Matematika: analisis data curah hujan → Pramuka: berkemah sambil monitoring tanaman → Kewirausahaan: menjual sayur hidroponik → Asesmen: satu rubrik holistik untuk semua mata pelajaran. - SMA Kejuruan di Surabaya
Tema: “Start-up Halal Food”
→ Kimia: pengawet alami → Akuntansi: laporan keuangan → Bahasa Inggris: pitch deck investor → OSIS & Rohis: pemasaran berbasis nilai cinta sesama → Hasil: produk masuk marketplace, siswa dapat sertifikat halal MUI.
Tabel Ringkasan Integrasi Intrakurikuler-Kokurikuler
| Jenjang | Contoh Tema Besar | Intrakurikuler yang Terintegrasi | Kokurikuler yang Terlibat | Asesmen Bersama |
|---|---|---|---|---|
| PAUD–SD | Cinta Lingkungan | IPA, Seni, Bahasa | Pramuka, Seni Tari | Portofolio + observasi |
| SMP | Smart Farming | IPA, Matematika, TIK | Pramuka, Kewirausahaan | Produk + rubrik holistik |
| SMA/SMK | Start-up Halal | Kimia, Akuntansi, B. Inggris | OSIS, Rohis, Kewirausahaan | Pitch deck + laporan keuangan |
| Madrasah | Cinta Tanah Air lewat Batik | IPA, Matematika, Seni, Agama | Tahfidz, Kaligrafi | Produk |
Kesimpulan: Saatnya Bergerak dari “Terpisah” Menuju “Terhubung”
Integrasi intrakurikuler dan kokurikuler melalui Panduan Asesmen 2025 bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan. Dengan lima langkah sederhana di atas, sekolah dan madrasah dapat langsung memulai tanpa menunggu anggaran tambahan atau pelatihan berbulan-bulan. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan berkolaborasi antarguru dan keyakinan bahwa murid kita berhak mendapatkan pengalaman belajar yang utuh, bermakna, dan penuh cinta.
Mari kita wujudkan sekolah yang tidak lagi memisahkan “pelajaran” dan “ekskul”, tapi menyatukannya menjadi satu petualangan belajar yang membuat murid pulang ke rumah dengan cerita:
“Hari ini aku belajar IPA, Matematika, Agama, sekaligus cinta tanah air — dalam satu proyek yang sama.”
Itulah pendidikan Indonesia 2025 yang sesungguhnya.
Mulai besok, satu proyek sudah cukup untuk mengubah segalanya.