Pengantar: Saatnya Mengganti Pertanyaan dari “Berapa Nilaimu?” Menjadi “Apa yang Sudah Kamu Buat dan Pelajari?”

Setiap akhir semester, orang tua dan guru masih sering bertanya: “Nilai berapa?”
Padahal Panduan Pembelajaran dan Asesmen Edisi Revisi 2025 sudah menggeser total cara kita mengevaluasi murid:
dari angka akhir menjadi narasi pertumbuhan yang utuh, dari ujian tulis menjadi portofolio proyek nyata.

Evaluasi kini dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek yang terintegrasi intrakurikuler dan kokurikuler.
Artinya satu proyek saja bisa menutup puluhan Capaian Pembelajaran sekaligus, tanpa murid merasa “diuji”.

Dasar Hukum yang Membuat Angka 0–100 Hampir Tidak Relevan Lagi

  • Panduan Pembelajaran dan Asesmen 2025 (hal. 73–98) → wajib menggunakan asesmen berbasis projek + rubrik holistik.
  • Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian → penilaian harus autentik, formatif, dan berbasis bukti proses.
  • Kepka BSKAP No. 046/H/KR/2025 → semua Capaian Pembelajaran (CP) dirancang agar dapat dicapai melalui proyek kontekstual.
  • Panduan Kokurikuler 2025 → proyek kokurikuler wajib dinilai bersama intrakurikuler dalam satu rapor narasi.
  • Di madrasah: KMA No. 1503/2025 + Panduan Kurikulum Berbasis Cinta → proyek harus mencerminkan Panca Cinta dan dinilai dengan rubrik kasih sayang.

Hasilnya: rapor semester tidak lagi berisi angka 65–95, tapi narasi kemajuan + portofolio digital.

5 Jenis Bukti Capaian yang Diakui Resmi Tahun 2025

NoJenis BuktiContoh NyataCP yang Tertutup (contoh)
1Produk fisik / digitalModel turbin angin dari botol bekasIPA, Matematika, Seni Budaya
2Video proses + refleksiVlog “Hari 1–30 membuat kompos”Bahasa Indonesia, P5, Pendidikan Agama
3Laporan kolaborasiGoogle Docs bersama timGotong Royong, Kewirausahaan
4Jurnal refleksi pribadi“Hari ini aku gagal 3 kali, tapi akhirnya berhasil”Regulasi emosi, Profil Mandiri
5Presentasi / pameranBooth produk daur ulang di pasar sekolahBernalar Kritis, Kreatif, Berkebhinekaan

Semua bukti ini diunggah ke platform Merdeka Mengajar atau Google Drive sekolah → otomatis menjadi rapor resmi.

Rubrik Holistik Satu Pintu (Hanya 4 Dimensi, Bisa Dipakai Nasional)

DimensiLevel 1 (Mulai)Level 2 (Berkembang)Level 3 (Mahir)Level 4 (Luar Biasa)
Pemahaman KonsepMeniruMenjelaskanMengaitkanMenciptakan baru
Keterampilan ProsesButuh bantuanMandiri sebagianMandiri penuhMengajari teman
Sikap (Profil Pancasila)PasifIkut sertaInisiatifMenginspirasi
Refleksi DiriTidak adaAda tapi singkatMendalamMengubah perilaku

Contoh narasi rapor:
“Faza menunjukkan Level 4 pada dimensi Keterampilan Proses (membuat turbin angin berputar sendiri) dan Level 3 pada Refleksi Diri (‘Saya belajar sabar ketika gagal 17 kali’). Rekomendasi: terus kembangkan jiwa kepemimpinan.”

Langkah Praktis Guru: Cara Mengevaluasi Capaian Hanya dengan 1 Proyek per Semester

  1. Pilih 1 Tema Besar (misal: “Desa Lestari 2030”)
  2. Mapping semua CP ke tema (sudah ada template resmi BSKAP)
  3. Jalankan proyek 10–12 minggu
  4. Kumpulkan 5 jenis bukti di atas
  5. Isi rubrik holistik bersama tim guru (30 menit per kelas)
  6. Tulis narasi rapor 5–7 kalimat per murid (bisa pakai AI bantu, tapi tetap direview guru)
  7. Unggah ke platform → selesai!

Waktu yang dihemat: ±70% dibanding sistem ulangan harian + PTS + PAS lama.

Contoh Nyata Evaluasi Berbasis Proyek (Semester Gasal 2025)

MI di Yogyakarta
Proyek: “Batik Ecoprint Cinta Lingkungan”
Bukti capaian:

  • 100% murid membuat batik dari daun
  • 87% menjual hasilnya dan donasi ke panti asuhan
  • 1 murid hafal Surah Ar-Rum ayat 41 (cinta lingkungan)
    Narasi rapor: “Seluruh murid mencapai Level 3–4 pada dimensi Kreatif dan Beriman. Tidak ada lagi angka merah.”

SMPN di Bandung
Proyek: “Smart Farming IoT untuk Ketahanan Pangan”
Bukti capaian:

  • Sensor tanah berhasil dibuat
  • Data dianalisis pakai Excel → prediksi panen
  • Presentasi ke petani desa
    Narasi rapor: “Kelompok ini mencapai Level 4 Bernalar Kritis dan Gotong Royong.”

SMK Kejuruan di Surabaya
Proyek: “Start-up Makanan Halal Berbasis Limbah”
Bukti capaian:

  • Produk lolos sertifikat halal MUI
  • Omzet Rp47 juta dalam 3 bulan
    Narasi rapor: “100% murid siap kerja/berwirausaha.”

Tabel Perbandingan Evaluasi Lama vs 2025

AspekSistem Lama (2024 ke bawah)Sistem 2025 (Proyek)
Bentuk evaluasiUlangan harian + PTS + PAS1 proyek besar per semester
BuktiLembar jawabanPortofolio nyata (foto, video, produk)
Waktu guru3–4 minggu per semester1–2 hari per semester
Dampak pada muridStres tinggiMotivasi tinggi, bangga
RaporAngka 0–100Narasi + rubrik 4 level

Bonus: Template Rapor Narasi 2025 (Copy-Paste Saja)

Nama          : ………………………………………
Proyek       : ………………………………………
Narasi Capaian:
[Murid] telah menunjukkan Level ___ pada Pemahaman Konsep, Level ___ pada Keterampilan Proses, Level ___ pada Sikap Profil Pancasila, dan Level ___ pada Refleksi Diri.

Kekuatan      : ……………………………………………
Rekomendasi   : ……………………………………………

Orang tua/guru wali, mari kita dukung terus pertumbuhannya!

Penutup: Evaluasi Bukan Hukuman, Tapi Cermin Pertumbuhan

Panduan Pembelajaran Berbasis Projek 2025 mengajarkan kita satu hal paling penting:
Anak tidak gagal. Anak hanya sedang dalam proses menjadi versi terbaik dirinya.

Ketika kita menilai murid dari produk nyata yang mereka buat dengan tangan dan hati, kita tidak lagi bertanya “Berapa nilaimu?”
Kita bertanya:
“Apa yang sudah kamu ciptakan? Apa yang sudah kamu ubah di dunia nyata? Dan seberapa jauh kamu sudah bertumbuh?”

Itulah evaluasi yang manusiawi.
Itulah evaluasi yang membuat murid pulang sekolah dengan senyum, bukan air mata.

Mulai semester ini, satu proyek sudah cukup untuk membuktikan segalanya.
Selamat mengevaluasi.
Selamat bertumbuh, Guru dan Orang Tua Hebat Indonesia!