Daftar Isi
Diva Pendidikan – Proyek STEM berbasis fenomena alam atau kehidupan sehari-hari memungkinkan anak PAUD dan pendidikan dasar (SD) mengembangkan rasa ingin tahu melalui eksplorasi autentik, integrasi sains, teknologi, enjinering, dan matematika, selaras dengan karakteristik pembelajaran mendalam dalam Panduan Pembelajaran STEM 2025 dari Kemendikdasmen. Pendekatan ini mendorong inkuiri saintifik sederhana, kolaborasi, dan pemecahan masalah kontekstual, dengan adaptasi sesuai usia dan inklusif untuk semua anak. Artikel ini menyajikan contoh proyek praktis dari panduan resmi serta praktik terbaik, lengkap dengan langkah-langkah dan manfaat aplikatif bagi pendidik.

Apa Prinsip Proyek STEM Berbasis Fenomena di Jenjang Awal?
Proyek berbasis fenomena dimulai dari pengamatan kejadian nyata, seperti air mengalir atau benda jatuh, untuk membangun pemahaman holistik lintas disiplin (Panduan Pembelajaran STEM 2025, hal. 8-11). Prinsip utama mencakup:
- Konteks autentik — Hubungkan dengan lingkungan anak, seperti musim hujan atau tanaman di halaman.
- Proses iteratif — Observasi, hipotesis sederhana, eksperimen, refleksi.
- Inklusif — Gunakan Universal Design for Learning (UDL) dengan diferensiasi sensorik dan motorik.
- Kolaborasi — Kerja kelompok untuk komunikasi dan kreativitas.
- Low-cost — Bahan sehari-hari untuk aksesibilitas di berbagai satuan pendidikan.
Praktik ini mendukung profil lulusan yang berkesadaran dan adaptif (Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025).
Bagaimana Merancang Proyek STEM untuk Anak PAUD?
Di PAUD, proyek fokus pada eksplorasi sensorik dan permainan bebas, dengan durasi pendek (15-30 menit) dan pengawasan ketat (Panduan Pembelajaran STEM 2025, Lampiran Contoh PAUD, hal. 87+).
Contoh 1: Eksplorasi Air dan Benda Mengapung/Tenggelam
Fenomena: Mengapa beberapa benda mengapung di air?
- Langkah-langkah:
- Observasi: Anak melihat air hujan atau genangan, bertanya “Apa yang terjadi jika benda dimasukkan ke air?”
- Eksperimen: Sediakan baskom air dan benda seperti batu, daun, gabus, bola plastik.
- Desain sederhana: Anak mencoba membuat “perahu” dari daun atau kertas untuk mengapung.
- Refleksi: Diskusi kelompok “Mengapa ini mengapung?”
- Integrasi STEM: Sains (sifat benda), Teknologi (alat sederhana), Enjinering (desain perahu), Matematika (hitung benda mengapung).
- Manfaat: Meningkatkan motorik halus dan rasa ingin tahu.
Contoh 2: Membuat Jembatan Kokoh dari Bahan Alam
Fenomena: Bagaimana jembatan menyeberang sungai?
- Langkah-langkah:
- Pengamatan: Gambar atau video jembatan sederhana.
- Desain: Gunakan stik es krim, ranting, atau kardus untuk membangun jembatan mini.
- Uji: Letakkan beban ringan (mainan) dan lihat kekuatan.
- Iterasi: Perbaiki jika roboh.
- Integrasi STEM: Enjinering (struktur), Sains (keseimbangan), Matematika (pengukuran panjang).
- Manfaat: Mendorong kreativitas dan ketekunan.
Apa Contoh Proyek STEM Berbasis Fenomena untuk Pendidikan Dasar (SD)?
Di SD, proyek lebih kompleks dengan elemen pengukuran dan dokumentasi sederhana (Panduan Pembelajaran STEM 2025, Lampiran Contoh SD, hal. 103+).
Contoh 1: Roket Air Sederhana
Fenomena: Dorongan air saat botol ditekan.
- Langkah-langkah:
- Diskusi: Fenomena roket atau balon terbang saat diisi angin.
- Desain: Botol plastik, pompa sepeda, sirip dari kardus.
- Luncurkan dan ukur jarak terbang.
- Analisis: Apa yang membuat lebih jauh? (Tekanan air).
- Integrasi STEM: Sains (gaya dorong), Enjinering (desain roket), Matematika (pengukuran jarak), Teknologi (pompa).
- Manfaat: Memahami prinsip fisika secara hands-on.
Contoh 2: Parasut untuk Bantuan Bencana
Fenomena: Mengapa parasut jatuh pelan?
- Langkah-langkah:
- Observasi: Benda jatuh cepat vs lambat (daun vs batu).
- Buat parasut dari plastik/kain dan tali, uji jatuhkan dari ketinggian.
- Modifikasi untuk jatuh lebih lambat.
- Hubungkan dengan konteks bencana (drop bantuan).
- Integrasi STEM: Sains (gravitasi, hambatan udara), Enjinering (desain), Matematika (waktu jatuh).
- Manfaat: Relevansi sosial dan empati.
Kesimpulan
Contoh proyek STEM berbasis fenomena ini, terinspirasi dari Panduan Pembelajaran STEM 2025, menunjukkan bagaimana pendekatan integratif dapat diterapkan di PAUD melalui permainan sensorik hingga SD dengan eksperimen terstruktur. Proyek-proyek ini tidak hanya membangun literasi STEM dasar, tetapi juga disposisi inkuiri, kolaborasi, dan kreativitas, mendukung transformasi pendidikan mendalam yang inklusif dan relevan dengan konteks Indonesia.
Unduh Panduan Pembelajaran STEM 2025 lengkap di https://repositori.kemendikdasmen.go.id/33606/1/Panduan%20STEM%2022_09_2025%20FA%20fix%203.pdf untuk contoh perencanaan lebih detail. Adaptasikan proyek ini di satuan pendidikan Anda, dokumentasikan hasilnya, dan bagikan pengalaman di komunitas pendidik nasional untuk inspirasi bersama.
