Diva Pendidikan – Tujuan utama Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dalam KMA 1503 Tahun 2025 adalah membentuk karakter anak madrasah yang holistik melalui integrasi nilai cinta ilmu, cinta Allah, dan aspek lainnya, untuk meningkatkan motivasi belajar intrinsik serta pembelajaran mendalam yang menyenangkan. Bagi guru, tujuan ini menjadi panduan praktis untuk menciptakan kelas yang penuh kasih sayang, sementara orang tua dapat mendukungnya di rumah guna memperkuat minat anak terhadap ilmu pengetahuan. Artikel ini membahas tujuan KBC secara mendalam, fokus pada penerapan cinta ilmu di kelas, contoh aktivitas nyata, serta implikasi bagi pendidikan madrasah nasional.

Apa Saja Tujuan Utama Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah?

KBC bertujuan membangun generasi yang mencintai ilmu sebagai bagian dari ibadah, selaras dengan panduan dari Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6077 Tahun 2025, untuk menjawab tantangan pendidikan seperti rendahnya motivasi belajar di era digital.

Tujuan Holistik Berbasis Panca Cinta

Tujuan KBC mencakup pengembangan olah hati, olah pikir, dan olah raga melalui lima nilai cinta, dengan prioritas pada cinta ilmu untuk mendorong curiosity dan lifelong learning. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan berbasis cinta meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa, termasuk motivasi intrinsik dalam pendidikan Islam. Tujuan spesifik meliputi:

  • Cinta Ilmu — Menumbuhkan rasa ingin tahu sebagai bentuk ibadah, mengintegrasikan ilmu umum dan agama.
  • Cinta Allah dan Rasul — Menjadikan ilmu sebagai sarana taqwa.
  • Cinta Lingkungan, Diri-Sesama, dan Tanah Air — Membangun tanggung jawab sosial dan nasionalisme.

Studi konseptual tentang “Curriculum of Love” menekankan bahwa tujuan ini mendukung pembelajaran holistik, menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan spiritual.

Baca juga: Panduan Lengkap Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah: Landasan, Tujuan, dan Implementasi Berdasarkan KMA 1503 2025

Mengapa Cinta Ilmu Menjadi Tujuan Prioritas dalam KBC?

Cinta ilmu diprioritaskan karena menjadi pondasi pembelajaran mendalam, membantu siswa madrasah menghadapi disrupsi teknologi dengan motivasi intrinsik, sesuai kerangka 5-5-5 dalam panduan KBC.

Dampak Cinta Ilmu terhadap Motivasi dan Prestasi Siswa

Penelitian tentang psikologi cinta dalam Islam menunjukkan bahwa pendekatan afektif seperti ini meningkatkan keterlibatan siswa, dengan implikasi positif pada well-being emosional. Di madrasah, tujuan ini mengatasi masalah seperti kebosanan belajar dengan membuat ilmu terasa bermakna. Keuntungan utama:

  • Meningkatkan minat baca dan eksplorasi, selaras dengan panduan STEM 2025.
  • Mengurangi stres belajar melalui pendekatan kasih sayang.
  • Membangun resiliensi, sebagaimana dibahas dalam analisis kurikulum berbasis cinta sebagai paradigma baru.

Implementasi awal di madrasah menunjukkan peningkatan karakter siswa melalui nilai cinta.

Bagaimana Guru Menerapkan Tujuan Cinta Ilmu di Kelas Sehari-hari?

Guru dapat menerapkan cinta ilmu melalui strategi intrakurikuler dan kokurikuler, dengan fokus pada pembelajaran yang menyenangkan dan berbasis proyek, sesuai arahan KMA 1503.

Langkah Praktis Penerapan Cinta Ilmu oleh Guru

Mulailah dengan integrasi nilai dalam RPP, seperti:

  1. Pembukaan Kelas → Mulai dengan doa dan cerita inspiratif Rasulullah tentang ilmu, untuk menghubungkan spiritual dan intelektual.
  2. Metode Interaktif → Gunakan diskusi dan eksperimen, misalnya proyek sains yang mengaitkan ayat Quran dengan fenomena alam.
  3. Aktivitas Harian → Dorong pertanyaan bebas tanpa takut salah, ciptakan lingkungan aman untuk curiosity.
  4. Evaluasi Afektif → Nilai tidak hanya hasil, tapi proses semangat belajar, sesuai panduan asesmen 2025.

Contoh konkret: Di mata pelajaran IPA, guru mengajak siswa mengamati alam sambil merefleksikan “cinta ilmu sebagai ibadah”. Studi tentang integrasi “Curriculum of Love” dalam bahasa Inggris menunjukkan efektivitas pendekatan ini untuk motivasi.

Bagaimana Orang Tua Mendukung Tujuan Cinta Ilmu di Rumah?

Orang tua berperan besar dengan menciptakan rumah sebagai ekstensi kelas madrasah, melalui aktivitas parenting yang memperkuat minat belajar anak.

Tips Parenting untuk Menumbuhkan Cinta Ilmu

  • Bacakan buku cerita ilmiah dengan nuansa agama setiap malam.
  • Ajak anak eksplorasi alam, seperti berkebun sambil bahas ciptaan Allah.
  • Hindari tekanan nilai, fokus pada proses “belajar itu menyenangkan”.
  • Kolaborasi dengan guru via komunikasi rutin.

Penelitian empiris di madrasah ibtidaiyah menunjukkan bahwa dukungan orang tua mempercepat pencapaian tujuan KBC.

Kesimpulan

Tujuan utama KBC, khususnya cinta ilmu, menyatukan teori pendidikan humanistik Islam dengan praktik nyata untuk membentuk siswa madrasah yang mencintai belajar sebagai ibadah, dengan implikasi luas pada karakter nasional yang toleran dan inovatif. Pendekatan ini, didukung regulasi dan riset terkini, menawarkan solusi holistik bagi tantangan pendidikan Indonesia.

Terapkan cinta ilmu di kelas atau rumah Anda—mulai dengan satu aktivitas sederhana hari ini, diskusikan dengan sesama guru atau orang tua, dan akses panduan resmi Kemenag untuk dukungan lebih lanjut guna membangun generasi pencinta ilmu!

Lihat dan pelajari contoh modul ajar dan perangkat ajar KBC DISINI.